Selasa, 11 Juni 2013

makna globalisasi dan potret perbankan nasional


makalah

makna globalisasi dan potret perbankan nasional


oleh 
kelompok 9

                                                                  1. Mike poceratu
                                                                  2. frensky lekatompessy
                                                                  3. stevi maalete
                                                                  4. anita belseran
                                                                  5. mahjud bahta



UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN EKONOMI
AMBON
2013







KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis diberi kemampuan dan kesanggupan untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul ”Makna Globalisasi dan Potret Perbankan Nasional” ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Indonesia
Kami  menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini, dengan harapan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. 







DAFTAR ISI

LEMBARAN JUDUL            
KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI              
BAB I PENDAHULUAN                   
v  Latar belakang masalah

v  Tujuan dan manfaat penulisan
BAB II PEMBAHASAN MASALAH
A.    MAKNA GLOBALISASI
v  Perkembangan Lanjutan Kapitalisme
v  Apakah Globalisasi Tidak terhentikan?
v  Sistem Bretton Woods sebagai titik tolak

B.     POTRET PERBANKAN NASIONAL
v  Overekspansi , Lalu Sekarat
v  Kerangka dasar yang harus diciptakan
v  Menuju kondisi ideal

BAB III PENUTUP   
v  Kesimpulan
v  Saran




BAB I
PENDAHULUAN

      A.   Latar Belakang

            Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. Pengertian Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
             Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working
definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya
sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko- eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara- negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya.
            Krisis nilai tukar kemudian merambah dengan cepat ke sector perbankan Indonesia yang ternyata memang lemah .kepanikan terpicu dan dengan cepat meluas karena masyarakat dan bank – bank komersional yang mengelolah sebagian besar rupiah yang beredar tidak lagi percaya terhadap rupiah.

 .           B. Tujuan dan manfaat penulisan
Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.      Sebagai salah satu nilai tugas pada mata kulia Ekonomi Indonesia
2.      Mengetahui perekonomian Indonesia pada masa penjajahan
                 3.   Mengetahui gambaran globalisasi dan perbankan nasional





           
BAB II
PEMBAHASAN


A.MAKNA GLOBALISASI
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antar manusia di seluruh dunia dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan
mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara
.

1.         Perkembangan Lanjutan Kapitalisme

Ada dua pilar utama yang menopang sistem kapitalisme modern ,yaitu : Pasar Uang dan Pasar Modal
Pada awal 1970-an perkembangan kapitalisme mencapai tahap keemasan dan pola perkembangan teknologi pada saat itu banyak mengadopsi perkembangan teknologi tinggi (high technology) akan tetapi ketika di-era 1990-an globalisasi datang maka pola perkembangan teknologi berubah menjadi lebih humanis dan penuh cita rasa.
Gelombang   globalisasi yang melanda seantero dunia sejak dekade 1980-an jauh berbeda dari segi intensitas dan cakupannya. Globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara- negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang- bidang lain seperti bisnis budaya ,Politik dan agama.

                2   Apakah Globalisasi Tidak terhentikan?

            Banyak kalangan mengangap bahwa  globalisasi merupakan keniscayaan sejarah oleh karena itu tidak dapat dihentikan .pandangan ini muncul sebagai reaksi dari pendapat sementara kalangan yang sangat prihatin  terhadap kecenderungan perkembangan ekonomi dunia yang kian tak menentu dan rentan gejolak sebagai akibat dari arus financial global yang semakin liar.
            Dewasa ini produksi ,perdagangan dan investasi global terpusat didalam dan diantara tiga kawasan besar,sehingga sementara kalangan menjulukinya sebagai “Global triad”.Global triad ini pada tahun 1993  menguasai tigaperempat  perdagangan dunia dan memberikan kontribusi sebesar 90% bagi arus investasi asing langsung dunia.
Dikalangan akademisi barat sendiri semakin banyak bermunculan kritik terhadap tatanan ekonomi global ,baik mekanisme maupun kelembagaan yang turut mengaturnya yakni IMF.

3       3   Sistem Bretton Woods sebagai titik tolak
            Periode antar perang dunia (1918-1939) ditandai oleh gejolak tak terkendali yang pada gilirannya menyeret ekonomi dunia ke lembah depresi terdalam selama era peradaban modern.dalam keadaan ini inflasi melambung  sementara pada waktu yang bersamaan lapangan kerja dan kapasitas produksi turun drastis karena kerusakan akibat perang. Dalam waktu yang singkat keadaan ini menghasilkan hiperinflasi yang tidak terkendali .
            Menyadari bahwa tatanan ekonomi dunia sudah diambang kebangkrutan , Negara-negara yang menang perang berinisiatif menyusun arsitektur baru tata ekonomi dunia.mereka mengadakan pertemuan di Bretton Woods yang melahirkan sistem moneter internasional dengan IMF sebagai lembaga multirateralnya dan bank dunia yang berfungsi membantu rehabilitasi dan rekonstruksi Negara-negara yang porak-poranda akibat perang.
            Pada tahun 1947 tercapai kesepakatan yang melibatkan banyak Negara dan melahirkan GATT (General Agreement on Trade and Tariffs ) .Ketiga lembaga multilateral (IMF,Bank Dunia dan GATT) inilah yang menjadi pilar utama bagi tegaknya kapitalisme internasional


  
          C.   POTRET PERBANKAN NASIONAL

1.      Overekspansi , Lalu Sekarat

Krisis  perbankan di Indonesia dewasa ini tergolong paling parah dan relative termahal di dunia sepanjang abad lalu.Beban biaya yang ditanggung oleh perekonomian mencapai 47% dari Produk Domestik Bruto.diakibatkan gelombang krisis yang berawal pada bulan Juni 1997.
Ada dua penyebab utama kehancuran perbankan Indonesia :
a)      Terlalu longgarnya aturan perbankan terutama sejak digulirkannya paket Oktober 1988.
b)      Bank dan sector real kian terintegrasi di dalam jalinan kepemilikan seseorang       atau sekelompok orang yang sama.

  Ketidakberesan sector perbankan sebenarnya sudah tampak jauh sebelumnya berupa meningkatnya kasus kredit macet.Masalah kredit macet merupakan contoh percikan dari lingkungan usaha penuh KKN.salah satu penyebabnya adalah diduga karena adanya kolusi antara pengelola bank dan debitor.padahal sector perbankan adalah usaha yang sangat mengandalkan pada kepercayaan masyarakat.
Dipihak lain permasalahan-permasalahan pokok  yang di hadapi sector perbankan Indonesia adalah :
1.      Semakin besarnya jumblah kredit macet banyak pengamat menilai jumblahnya telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
2.      Masih lemahnya manajemen perbankan nasional,termasuk pengawasan oleh Bank Indonesia.
3.      Menyalurkan KUK cenderung kurang mencapai sasaran,kebanyakan bank hanya mengejar target yang telah ditentukan pemerintah (otoritas moneter),sehingga alokasinya tidak selektif,yang di harapkan,yakni memperluas akses bagi pengusaha lemah/kecil untuk memperoleh kredit.
4.      Penyaluran kredik untuk sektor-sektor yang produktif dan kompetitif semakin terbatas karena adanya praktik_praktik monopoli,Oligopoli,rent seeking,dan ketidak pastian penyaluran kredit khususnya untuk proyek_proyek besar yang  banyak.


Untuk melakukan penyelamatan terhadap kehancuran total perbankan nasional telah di terpa krisis,tampaknya tidk ada pilihan lain bagi pemerintah kecuali dengan mengeluarkan keputusan untuk menjamin sepenuhnya seluruk produk perbankan.dengan demikian,pemerintah telah menempuh kebijakan dengan cara mengambil alih segala konsekuensi dari dampak krisis ekonomi yang mulai meland Indonesia pada paru kedua tahun 1997 terhadap sector perbankan sekaligus menangung beban atas kebobrokan  dari sepak terjang dunia perbankan,terutama setelah pemerintah merabilitasikan sector ini pada oktober 1988.

2.                   Kerangka dasar yang harus diciptakan
                        Sector perbankan pada dasarnya tidak bisa lepas kaitanya dengan sektor  real.keduanya merupakan satu kesatuan utuh yang memiliki satu jiwa.jika salah satu menderita sakit,yang lain otomatis akan tertularkan. Oleh karena itu,penyelesain kemelut perbankan seharusnya merupakan bagian utuh dari restorasi dari perekonomian yang komperenshif. Selain itu mengingat karakteristik perekonomian Indonesia adalah terbuka,maka dimensi internasional dan fenomena globalis perlu menjadi perhatian dalam upaya penataan perbankan nasional.
                        Sebelum sampai pada langka-langka pembenahan lebih lanjut,kiranya perlu dipikirkan secara matang mengenai pembagian beban biaya restrukturisasi perbankan yang lebih adil.skema perbankan yang diterapkan dewasa ini sangat membebankan rakyat sebagaiman yang terlihat dari besarnya biaya restrukturisasi yang muncul di APBN.penyelesain yang lebih realistis adalah dengan membagi beban diantara pemilik bank,kreditor dan pemerintah.

3.                   Menuju kondisi ideal
Kehancuran sektor perbankan ,antara lain, karena kurang mengindakan prinsip-prinsip dasar ekonomi, khususnya prinsip keunggulan komparatif ( comparative  advantage), sehingga mengakibatkan alokasi kredit terkonsentrasi pada usaha-usaha yang tidak memiliki pijakan kuat untuk bersaing atau yang sangat diproteksi oleh pemerintah atau dikenal pula sebagai kegiatan-kegiatan usaha pemburu rente.
Dunia perbankan harus betul-betul mulai mengubah orientasi kegiatanya yang selama ini sangat terpusat di Jakarta khususnya dan jawa umumnya.era otonomi memberikan peluang bagi semua daerah untuk mengaktualisasikan segala potensi terbaik secara optimal.untuk mewujutkan keadaan tersebut,maka berlaku proposisi bahwa pada dasarnya segala persoalan sepatutnya diserahkan kepada daerah untuk mengidentifikasikan,merumuskan dan memecahkannya, kecuali untuk persoalan-persoalan yang memang tidak diselesaikan oleh daerah itu sendiri dalam perspektif keutuhan Negara-bangsa .kalau kondisi di atas dapat diciptakan,maka secara alama akan terbentuk suatu struktur perbankan yang kokoh.beberapa bank besar pun akan mendominasi pasar dengan segmen yang berbeda-beda. Sementara itu,ada cukup banyak bank kecil yang beroperasi dengan segmen yang sangat spesifif.






 
BAB III
PENUTUP


        A.    Kesimpulan
            Globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara- negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang- bidang lain seperti bisnis budaya ,Politik dan agama.
Ketiga lembaga multilateral (IMF,Bank Dunia dan GATT) inilah yang menjadi pilar utama bagi tegaknya kapitalisme internasional

     B.    Saran
Pemerintah harus meningkatkan pengawasan terhadap Bank-bank yang swasta agar terhindar dari pengelapan terhadap uang nasabah.Dan memperkecil pembangun Bank yang kurang sehat yang semakin banyak karena hal tersebut dapat merugikan masyarakat.


     



1 komentar:

  1. Bagus sekali artikelnya....untuk sharing informasi, kunjungi juga blog saya...
    http://infotentangbank.blogspot.com

    BalasHapus